Masih Kecil Kok Sudah Berkacamata?
Orang tua mana yang ingin anaknya memiliki penglihatan yang tidak normal? Setiap orang tua pasti ingin anaknya memiliki mata yang sehat dan normal. Namun adakalanya kita dapati beberapa anak yang sudah memakai kacamata bahkan dengan minus tinggi. Anak berkacamata berarti kutu buku dan jenius? Tidak juga. Bahkan anak dengan fungsi penglihatan yang tidak normal akan mengalami gangguan dalam melakukan aktivitas bermain dan belajarnya. Oleh karena itu, perlu kiranya kita sebagai orang tua mengetahui langkah apa saja yang bisa ditempuh utuk menjaga kesehatan mata anak kita.
Perkembangan Sistem Penglihatan pada Anak
Perkembangan sistem penglihatan pada anak memiliki beberapa fase, yaitu fase cepat dan lambat. Pada usia kurang dari 3 tahun, anak mengalami fase cepat atau yang disebut juga fase kritis. Sedangkan usia 3 hingga <6 tahun merupakan fase lambat perkembangan sistem penglihatannya. Setelah usia 6 tahun, perkembangan hanya mendatar saja. Jika gangguan penglihatan pada usia awal perkembangan tidak mendapatkan penanganan tepat maka akan berakibat terjadinya lazy eye atau mata malas (ambliopia), yaitu suatu kelainan mata yang secara anatomis bagus namun fungsinya tidak 100%. Artinya, kemampuan melihat anak tidak maksimal yang disebabkan retina atau saraf mata ketika usia balita tidak mendapat rangsangan yang cukup. Contohnya seorang anak berusia 3 tahun yang matanya minus tapi tidak mendapat bantuan kacamata minus, maka retinanya tidak pernah dilatih untuk melihat dengan benar. Bila dibiarkan terus sampai usia 5 tahun, maka akan terjadi “kemalasan” retina.
Kenali Gejalanya
Jika anak anda sering memicingkan mata saat melihat obyek yang jauh, maka ini bisa jadi pertanda ada masalah pada fungsi penglihatannya. Pada anak yang sudah bersekolah, Anda bisa menanyakan kebiasaan anak pada gurunya. Apakah anak terlihat kesulitan membaca tulisan di papan tulis atau tidak. Selain itu, tentu saja Anda bisa menanyakan langsung pada anak jika memungkinkan. Misalnya kita dapati anak kita memicingkan mata atau membaca buku dengan jarak yang sangat dekat, kita bisa langsung menanyakannya mengapa ia melakukan hal tersebut. Coba jauhkan jarak buku dan tanyakan kembali apakah ia masih bisa membaca tulisan di buku tersebut. Pada anak yang masih sangat kecil biasanya belum terlalu terganggu dengan kondisi matanya sehingga ia tidak mengeluh, maka Anda sebagai orang tua harus jeli dalam memperhatikan kebiasaan anak ketika melihat.
Apa saja Pemicunya?
Kondisi mata minus atau rabun jauh bisa dipicu oleh berbagai faktor seperti faktor keturunan, kebiasaan buruk anak yaitu terlalu dekat ketika melihat suatu obyek, membaca sambil tiduran atau belajar dengan pencahayaan yang kurang. Selain itu, kurangnya aktivitas bermain di luar juga makin memperbesar kemungkinan anak mengalami mata minus. Pada saat anak bermain di luar rumah, anak akan memandang ruang yang luas dengan jarak pandang tak terhingga sehingga anak akan terlatih memfokuskan pandangan pada obyek yang jauh. Hal ini sangat bermanfaat untuk kesehatan mata anak-anak kita.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Segera periksakan ke dokter mata jika Anda mendapati gejala yang mengarah pada gangguan penglihatan pada anak. Dokter akan melakukan beberapa tahap pemeriksaan mata yang sedikit berbeda dengan pemeriksaan pada orang dewasa. Jangan sembarangan memakaikan kacamata pada anak. Anda harus membeli lensa kacamata yang sesuai dengan resep dokter mata. Sedangkan masalah model frame atau bingkai kacamata hendaknya dipilih yang sesuai dengan bentuk wajah anak dan tidak kebesaran sehingga bisa mengurangi rasa percaya diri anak. Anda juga bisa menambahkan tali penggantung untuk menghindari terjatuhnya kacamata ketika anak beraktivitas. Pastikan juga bingkai kacamatanya tidak menimbulkan alergi jika anak memang memiliki jenis kulit yang sensitif. Selain memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kacamata, Anda juga harus memperhatikan faktor psikologis anak. Besarkan hatinya dan jangan memanggilnya dengan panggilan “kutu buku” atau “profesor” untuk meledek keadaan anak yang memaki kacamata di usia dini. Ajarkan anak untuk tetap bersyukur dengan kondisi penglihatannya. Berikan semangat dan motivasi bahwa ia tetap bisa beraktivitas seperti teman-temannya yang lain. Demikianlah penjelasan singkat mengenai fenomena rabun jauh pada anak kecil.