infoit
Minggu ini, seorang kawan elektromedis membutuhkan bantuan. Sebuah mesin USG 4D, SIUI CTS-5000, di sebuah klinik mendadak bermasalah.
“Nampaknya HDD-nya bermasalah. Saat dihidupkan, layar tidak menampilkan apapun” demikian penjelasan kawan saya.
Kami biasanya memang melakukan mirror (cloning) disk untuk alat-alat medis yang menggunakan komputer. Sehingga sewaktu-waktu komputer tersebut bermasalah, terutama masalah pada HDD, dapat dipulihkan dengan segera.
Kebetulan kami memiliki alat USG yang serupa di klinik yang lain. Akhirnya kami cloning disk untuk mesin USG tersebut, dengan harapan disk tersebut dapat juga digunakan di mesin USG yang bermasalah.
Tentang teknik cloning disk, pertimbangan dan masalah dalam cloning disk akan saya akan bahas terpisah.
Alhasil, setelah saya berada di depan mesinnya langsung, masalah pada SIUI CTS-5000 bukan pada HDD-nya. Berikut kronologis-nya.
- Layar Monitor SIUI CTS-5000 tidak menampikan apa pun. No Signal. LED Indikator Monitor berwarna merah. Normalnya hijau.
- Pasang USB Keyboard, lampu indikator numlock dapat berfungsi dengan baik. Menandakan CPU berjalan dengan baik.
- Pasang Monitor tambahan dengan menggunakan VGA port pada bagian belakang unit. Tidak ada hasilnya. Sama saja. No Signal.
- Kami buka konsole belakang dari unit. Untuk mengakses fisik CPU.
- Nampak VGA Card (GPU Card) tambahan dengan 3 port output (DVI, S-Video, dan VGA). DVI digunakan oleh layar monitor unit, S-Video digunakan ke layar TV untuk pasien, dan VGA digunakan untuk yang monitor tambahan yang saya pakai tadi.
- Ternyata terdapat VGA internal (Integrated Graphic Card – IGC). Monitor tambahan tadi kami pindahkan ke port VGA internal ini. Tadaa! Muncul tampilan proses boot.
- Proses Boot terhenti pada bagian pesan BIOS, yang intinya konfig BIOS telah kembali default. Seperti telah reset BIOS. Kutak-katik BIOS, tidak tersimpan saat power-off. Nampaknya batre CMOS telah expired!
- Ganti batre CMOS. Set. Ok. BIOS sudah sip.
- Tapi layar monitor yang menggunakan output DVI dari VGA (GPU) card masih tidak menampikan apapun. No Signal.
- Baiklah. Mungkin setting BIOS yang masih IGC (VGA internal) masih sebagai primary output. Ganti primary output ke VGA Card di BIOS.
- Masih tidak muncul juga gambar di output DVI.
- Ah. Bisa saja VGA (GPU) card ini yang defect! Ganti VGA Card. Bundling nya VGA card yang digunakan adalah geForce 9500GS
- Benar saja. VGA Card pengganti dapat mengeluarkan output di DVI, VGA serta HDMI. Card pengganti adalah geForce 9300GS, tidak tersedia S-Video. Tapi ini mudah, converter HDMI to S-Video juga gampang.
- Sip. Boot – OK. BIOS – OK. Output Monitor – OK. DVI – OK. VGA – OK. S-Video -OK. HDMI – OK.
- Start Up! Windows XP start dengan baik. Meminta inisialisasi VGA Card baru, driver dan lain-lain. Mudah. Sip.
- Start up SIUI.exe berjalan sebentar kemudian close. Eksekusi manual SIUI.exe juga gagal. Hmm…
- Saatnya mencoba disk hasil cloning dari unit SIUI CTS-5000 yang lain. Sebenarnya saya ragu menggunakan ini, karena terdapat perbedaan unit CPU yang digunakan, motherboard, processor dan graphic card. Mari kita coba!
- Dan tentu saja, dengan menggunakan disk dari unit yang lain hasilnya blue screen – BSOD. Skip. Cara lain lagi.
- Saat cloning tadi saya ada melihat partisi ghost, milik Symantec Ghost. Dan nampaknya ada Mini-CD-nya SIUI untuk boot recovery. Recovery!
- Boot ke CD, biarkan proses Symantec Ghost. Restore partisi, copy file-file dan selesai.
- Boot lagi ke HDD. Windows XP. Dan SIUI.exe masih gagal running juga. Tanpa pesan error apapun. Tanpa jejak log apapun.
- Pastikan lagi semua hardware terhubung, termasuk board untuk probe. Pastikan port serial dan port PCI-e nya terpasang dengan baik. Dan terakhir pastikan lagi OS Windows Xp telah men-detect board tersebut dengan baik. Ditandai dengan driver yang terpasang dengan baik.
- Dan SIUI.exe pun masih gagal running juga.
- Err. Wait. Serial Port. Board Probe menggunakan Serial, maka mestinya menggunakan COM Port. Bagaimana konfig COM Port nya? COM berapa yang digunakan. Kita coba beberapa konfig.
- Akhirnya. SIUI.exe dapat berjalan dengan COM2. Horray!
Demikian prosesnya setelah diringkas.
Semoga sempat untuk mengupload disk image untuk disk cloning unit SIUI CT5000 ini.
Website RSPKT Group www.rspkt.com saat ini (12 Mei 2017) telah menggunakan HTTPS (Secure HTTP). Saluran komunikasi aman melalui protokol HTTP.
Penggunaan HTTPS pada sebuah website menjadi sangat penting pada masa kini. Dengan telah menggunakan HTTPS di website rspkt.com, maka rspkt.com telah siap utuk melakukan lebih banyak interaksi dan layanan melalui website ini.
Apakah artinya dan manfaat bagi anda Sobat Sehat dan para pengunjung rspkt.com, dengan digunakannya HTTPS ini?
Website yang menggunakan HTTPS dalam berkomunikasi telah terjamin dalam hal keamanan komunikasi dari penyadapan, penyusupan dan penyalahgunaan informasi. Seluruh komunikasi data, data dikirim dan data diterima telah melalui proses enkripsi dan validasi penyedia dan penerima data.
Dengan menggunakan HTTPS, Sobat Sehat dapat lebih yakin bahwa data yang diterima ataupun dikirim dari website ini tidak ada yang "bocor" atau dibaca oleh pihak lain (man in the middle)
Bagi kami pun, penggunaan HTTPS ini dapat membuka lebih banyak layanan dan interaksi melalui media website. Mulai dari pendaftaran kunjungan, notifikasi ataupun proses dan hasil layanan medis yang dapat diakses oleh SobatSehat sekalian.
Secara teknis, layanan komunikasi aman dengan HTTPS ini dapat terwujud atas kemudahan LetsEncrypt.
Rumah Sakit yang melayani BPJS Kesehatan dituntut untuk efisiensi den efektifitas. Tidak terkecuali untuk penerapan Teknologi Informasinya.
Beberapa tulisan berikutnya adalah beberapa strategi berhemat cara IT pada bisnis Rumah Sakit di era BPJS Kesehatan. Berdasarkan pengalaman langsung operasional IT di RSPKT Group.
RSPKT Group adalah Jaringan Rumah Sakit , Klinik dan Apotek yang dikelola oleh PT Kaltim Medika Utama. RSPKT adalah kependekan dari RS Pupuk Kaltim.
Dengan misi menjadi terdepan dalam pengelolaan kesehatan di Kalimantan Timur, RSPKT Group dituntut untuk selalu berinovasi dalam pelayanannya. Termasuk inovasi pada bidang Teknologi Informasi.
Pada 2014, RS Pupuk Kaltim Bontang - salah satu simpul RSPKT Group - telah menjadi Rumah Sakit provider untuk BPJS Kesehatan. Kejutan bagi RSPKT Bontang, yang biasanya melayani perusahaan dengan pola fee for services dan manage care, kini harus juga melayani BPJS Kesehatan dengan pola INACBGs.
Intruksi dari Manajemen adalah sederhana, efisien dan efektif tanpa mengurangi mutu pelayanan. Strategi unit pelayanan medis tidak akan banyak kita bahas di sini. Strategi implementasi IT yang akan kita banyak bahas.
Tulisan ini juga dimuat di gempur.wordpress.com
Dalam rangka pengembangan dan dukungan usaha,
PT Kaltim Medika Utama membuka kesempatan berkarir pada bidang pelayanan kesehatan, untuk posisi
Staff IT - Programer
Persyaratan Umum
- Laki-laki atau perempuan, maksimal berusia 30th (28 Feb 2013)
- Pendidikan D3 atau pengalaman yang setara
- Berdomisili di Kota Bontang atau Kalimantan Timur
- Kreatif, problem solver dan get job done attitude
Persyaratan Khusus
- Terbiasa menggunakan OS Linux (lebih diutamakan) dan OS di lingkungan server
- Berpengalaman dalam bidang Web Programing
- Menguasai pemrograman PHP, Python, JavaScript, HTML
- Menguasai framework CodeIgniter, extJS, jQuery atau Ajax (lebih diutamakan)
- Menguasai Database (MySQL, MS SQL, SQL Based Lain) dan terbiasa dengan query kompleks dan stored procedure
- Berpengalaman pada networking dan trobleshooting IT secara umum adalah nilai tambah.
Kelengkapan Lamaran
- Surat Lamaran dan Curricullum Vitae terbaru
- Photo terbaru
- KTP, Kartu Tanda Pencari Kerja, dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian
- Ijazah dan Transkrip nilai
- Tuliskan alamat email, socmed (twitter, facebook dll), atau alamat web pribadi
Lamaran dapat disampaikan langsung/ Pos ke
SDM PT Kaltim Medika Utama
RS Pupuk Kaltim Bontang
Jl. Oxygen No. 01 Kota Bontang 75311
Kalimantan Timur
atau via email ke
sdm (at) rspkt.com
Dengan menuliskan kode Staff IT pada amplop atau subject email.
Paling lambat 22 Februari 2013
Penggunaan Open Source Software (OSS) di lingkungan RSPKT Group bukan hal baru. Tidak hanya di lingkungan server, bahkan di desktop end user. Mulai dari penggunaan distro GNU/ Linux Ubuntu sebagai OS utama hingga OpenOffice dan LibreOffice untuk pekerjaan office.
Pelatihan in-house yang diadakan pada Sabtu, 26 Januari 2013 di Ruang Aula Fisioterapi RSPKT Bontang berjudul 'Pelatihan Aplikasi Ubuntu'. Menggunakan sumberdaya internal sebagai narasumber, Unit Kerja Sisfotel, dengan semangat sharing knowledge mempresentasikan dan memberikan gambaran ringkas tentang apa dan bagaimana Ubuntu itu.
Diawali dengan presentasi tentang Memilih Menggunakan Ubuntu, Memilih untuk Mulai Tidak Membajak. Materi ini memberikan pandangan bahwa menghargai hasil karya orang lain itu adalah penting. Bahwa membajak itu adalah berarti mencuri, mengambil hak orang lain, mematikan inovasi dan melanggar hukum.
Memilih Mengunakan Ubuntu juga bukan hal yang sulit, bahwa perubahan itu adalah hal biasa. Tiap hari kita selalu menemukan perubahan, terlebih perubahan itu menuju hal yang lebih baik. Dibutuhkan perubahan sikap, mental dan perilaku. Rekan-rekan di RSPKT Group sangat lekat dengan perubahan ke arah yang lebih baik.
Mencari Kesamaan, adalah tema pada materi kedua. Pada sistem operasi sebelumnya, Windows dalam berbagai versi, hal-hal kecil yang biasa dilakukan seperti mengakses Windows Explorer, Copy-Paste, Create Directory, Delete File, Shutdown & Restart dapat dilakukan dengan mudah pula di Ubuntu.
Perkerjaan Perkantoran, Office - menjadi tema materi yang paling menarik. Pekerjaan perkatoran yang selama ini sangat terlena dengan Microsoft Office, ternyata memiliki alternatif lain yang tidak kalah powerfull. OpenOffice dan LibreOffice, solusi OSS untuk pekerjaan word processing, spreadsheet, presentasi, technical drawing dan bahkan database.
Materi Network dan Entertainment menjadi penutup Pelatihan Aplikasi Ubuntu. Dengan dunia komputasi yang serba cloud pada masa mendatang, dengan sangat jelas kebutuhan ini disupport oleh Linux. Menunjukan kemampuan Linux dalam multimedia dan bahkan game telah membuat peserta yakin akan pilihan ke Linux - Ubuntu.
Pelatihan Ubuntu sebagai Desktop berserta aplikasi-aplikasi di dalam paketnya, menjadi tonggak baru dalam proses sosialisasi penggunaan OSS. Komitmen bersama untuk mulai tidak menggunakan software bajakan tercetus dalam acara pelatihan yang hanya satu hari tersebut.
Mengingat akan pentingnya sosialisasi ini dan antusiasme peserta yang ingin ikut pelatihan. Pelatihan yang sedianya hanya akan digelar satu kali saja, dipecah menjadi empat gelombang.
Pengalaman dalam memanajemen perubahan, migrasi dari ketergantungan atas produk bajakan ke solusi OpenSource ini adalah pelajaran berharga bagi RSPKT Group. Semoga pengalaman ini juga menjadi inspirasi bagi institusi serupa lainnya yang masih menggunakan software bajakan untuk segera beralih dan mulai berhenti menggunakan software bajakan.
Kami sangat senang sekali bila ada pihak lain yang ingin berbagi pengalaman tentang perubahan menuju yang lebih baik.
Foto diambil dari http://cityyearbostonblog.com/2010/09/10/sat-911-ubuntu-city-year-boston/
Tahun 2013 sudah tiba. Persiapan Jaminan Kesehatan Nasional tinggal satu tahun lagi. Meskipun demikian, sebagian besar masyarakat belum memahaminya. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan harus menyiapkan segala infrastruktur pendukung agar tahun depan sistem bisa dijalankan dengan baik.
”Seluruh rakyat akan punya kesetaraan akses dan manfaat layanan kesehatan sesuai indikasi medis,” kata Kepala Grup Manajemen Manfaat PT Askes Maya A Rusady dalam Renungan Akhir Tahun 2012: Paradigma Baru dalam Pembiayaan Kesehatan, Senin (31/12), di Jakarta.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah asuransi kesehatan bersifat sosial. Ia dijalankan dengan prinsip gotong royong, yang kaya membantu yang miskin, yang sehat menolong yang sakit. Kepesertaan asuransi ini bersifat wajib. Mereka yang mampu harus mengiur. Penduduk miskin mendapat bantuan pemerintah.
Pelaksanaan JKN akan mengubah sistem layanan kesehatan di Indonesia. Sistem rujukan harus benar-benar berjalan. Artinya, 70 persen persoalan kesehatan harus bisa diselesaikan di layanan kesehatan primer, baik di puskesmas maupun dokter keluarga. Layanan kesehatan sekunder dan tersier hanya menerima pasien rujukan layanan kesehatan primer. ”Mereka yang ingin mendapat layanan tidak sesuai indikasi medis dan tidak sesuai prinsip rujukan harus membayar sendiri,” katanya.
Sebagai sistem baru, banyak tantangan pelaksanaan program ini. Jumlah warga tak mampu sangat besar dan berimplikasi pada besaran iuran yang ditanggung pemerintah serta kualitas layanan. Wilayah Indonesia yang sangat luas dengan kondisi geografis yang berbeda membuat layanan kesehatan belum merata.
Agar sistem ini berkelanjutan, dibutuhkan standar pelayanan, standar tarif, dan standar biaya. Namun, layanan medis di Indonesia masih banyak menghadapi persoalan dasar.
Manajer Unit Pelayanan Terpadu HIV Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang juga Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Zubairi Djoerban mengatakan, pelayanan berlebihan (overuse), kurang pas (underuse), dan kurang tepat (mis- use) dalam memberikan layanan medik masih menjadi masalah. Hal itu terjadi dalam diagnosis, peresepan obat, tes laboratorium, atau prosedur layanan lain.
Zubairi juga menyoroti rendahnya gaji sebagian dokter umum. Di sekitar Jakarta masih banyak dokter umum yang bekerja di klinik berpenghasilan Rp 3 juta per bulan. ”Padahal, mayoritas dokter di Indonesia adalah dokter umum,” katanya.
Jumlah tenaga medis pun masih belum memenuhi rasio ideal dengan jumlah penduduk. Ditambah minat berobat masyarakat yang sangat tinggi akibat program pengobatan gratis di sejumlah daerah. Akibatnya, banyak dokter harus menangani pasien hingga 100 orang per hari atau berpraktik dari pagi hingga tengah malam. Ini akan menurunkan mutu layanan.
Ketua Perhimpunan Dokter Peduli AIDS Indonesia Samsuridjal Djauzi yang juga Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI berharap, edukasi masyarakat ditingkatkan hingga mereka tidak terjebak dalam informasi layanan kesehatan tak benar.
Portal Intranet PKT kini dapat anda akses melalui jaringan hotspot RSPKT. Informasi tetap tidak akan terlewatkan meski anda sedang berada di lingkungan RSPKT atau dalam perawatan di RSPKT.
Kami mengerti kebutuhan anda untuk selalu terhubung dan selalu up-to-date atas informasi. RSPKT HotSpot kami sediakan untuk anda yang membutuhkan koneksi internet selama berada di RSPKT dan Klinik Satelit 1 Bontang.
Khususnya untuk karyawan PKT dan keluarga yang membutuhkan akses ke Portal Intranet PKT http://portal.pupukkaltim.com dan layanan-layanan lain di intranet PKT, maka anda dapat mengaksesnya melalui RSPKT HotSpot. Semudah 1-2-3, hidupkan wifi perangkat anda, pilih rspkt-hs sebagai akses point anda dan anda telah terhubung baik ke Intenet adatupun Intranet PKT.
Bahkan jika anda ingin menggunakan proxy PKT yang biasa anda gunakan di lokasi kerja anda, anda juga dapat menggunakannya di RSPKT HotSpot. Kami juga menerapkan aturan yang filter content terkait konten dewasa, judi dan konten berbahaya lainnya.
Halangan ruang dan waktu tidak menjadi masalah lagi untuk mengakses informasi serta tetap menjaga produktifitas dan efektifitas kerja.
Layanan interkoneksi ini terselengara atas fasilitas line fiber optik dari PKT. Selamat menggunakan layanan ini, semoga berkenan dan memberi manfaat.
Hospitals should beware employees on social media, not patients
"A hospital without an engaging social media presence soon may be viewed with the same suspicion as a business that has no website," according to the Healthcare Association of New York State, the Times Union reported. According to a white paper from the association, 81 percent of consumers say if a hospital has a strong social media presence, it is likely to be more cutting edge.
The association white paper falls in line with other research from Pew Research Center, which in July found that about 60 percent of adults use the Internet to make healthcare decisions.
Even more, PwC in April found that more than two-fifths of individuals said social media affected their choice of a provider or healthcare organization.
Despite those numbers, many hospitals are still behind on the social media trend. Only 16 percent of hospitals are actively using social media, according to the Times Union.
"From a business perspective, (hospitals) are missing a great opportunity to find people who would like to use them when they need them," Andrea J. Simon, an anthropologist and founder of Simon Associates Management Consultants based in Westchester County, told the newspaper.
Most of the hesitation surrounding social media involves possible negative reviews that might hurt their reputation.
"It's losing control, especially in administration, where we want to control our message," said Darlene Olivieri Raynsford, director of communications for Glens Falls Hospital, whose policy is to reach out to the negative commenter and talk to him or her offline.
In another example of how to handle negative comments, when a patient at the Thomas Jefferson University Hospitals' Headache Center complained on Twitter about a long wait, Jefferson Director of Social Media Josh Goldstein immediately texted the interactive marketing team to go the waiting room and find the patient. It turned out the patient had never signed in at the computer kiosk, and the matter was resolved in a matter of minutes.
But hospitals shouldn't be as concerned about patients on social media as their own employees, according to Kim Fox, a vice president at healthcare marketing firm Jarrard Phillips Cate & Hancock based in Nashville,Tenn.
"We spend a lot of time worrying about what our customers might say on social media, but our employees' comments can be far more damaging," Fox said in a blog post last month about employees who might use Facebook or Twitter to complain publicly.
Fox suggests giving them another outlet such as an employee hotline or the CEO's email address.
Read more: Only 16% of hospitals actively use social media - FierceHealthcare http://www.fiercehealthcare.com/story/only-16-hospitals-actively-use-social-media/2012-11-26#ixzz2DOlmwzjq
Subscribe: http://www.fiercehealthcare.com/signup?sourceform=Viral-Tynt-FierceHealthcare-FierceHealthcare
RS Pupuk Kaltim telah memiliki nama domain rspkt.com sejak Juni 2007. Selama ini domain tersebut hanya digunakan untuk kebutuhan surel. Meski sempat "hidup" pada tahun 2008, namun website RSPKT tidak pernah muncul secara utuh. Hanya kata-kata Under Contruction atau halaman-halaman error tidak jelas yang biasanya menghiasi www.rspkt.com.
Maafkan kami bila selama kurun waktu tersebut tidak dapat memberikan informasi yang berarti bagi anda. Kami tidak ingin mengulangi kesalahan tersebut.
Selasa, 1 Maret 2012, dengan semangat baru, niat yang tulus, semata-mata demi memberikan informasi yang utuh dan menyeluruh tentang RS Pupuk Kaltim, maka kami nyatakan bahwa kami ada. Kami eksis di dunia maya, dengan alamat www.rspkt.com.