Penyebab Kegemukan pada Si Kecil dan Cara Mencegahnya
BONTANG - Siapa yang tidak senang melihat anak kecil yang gemuk dan berisi? Mereka tentu tampak sangat menggemaskan dan membuat Anda ingin menjawilnya berkali-kali. Namun, tahukah Anda bahwa berat badan yang berlebih bisa mengundang banyak masalah bagi tumbuh kembang seorang anak?
Dalam istilah medis, kegemukan dikenal dengan nama obesitas dan overweight. Dua istilah inilah yang sering digunakan untuk menyatakan adanya kelebihan berat badan. Kegemukan yang terjadi pada Si Kecil akan berisiko tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa jika terus dibiarkan. Selain itu, anak juga bisa berpotensi mengalami berbagai penyakit seperti penyakit jantung ataupun kencing manis.
Lantas, mengapa kegemukan bisa terjadi pada anak?
Kegemukan terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena rendahnya metabolisme tubuh dan kurangnya aktivitas fisik.
Penyebab kegemukan pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Faktor Genetik
Anak-anak yang mengalami obesitas, biasanya orangtuanya juga mengalami hal yang sama. Sampai saat ini belum diketahui, gen apa yang menyebabkan obesitas tersebut.
Faktor Lingkungan:
Perilaku Makan
Perilaku makan dimulai sejak ia masih berada di dalam kandungan. Jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi sangat dipengaruhi oleh berat badan ibu dan kenaikan berat badan selama masa kehamilan. Selain itu, orangtua yang memberikan makanan dalam jumlah yang berlebihan akan berakibat anak terbiasa untuk mengonsumsi makanan melebihi kebutuhan, dan hal ini akan berlanjut ke masa pra sekolah, usia sekolah, dan masa remaja.
Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik ini sangat mempengaruhi berat badan Si Kecil. Meski anak masih tergolong bayi, dorong ia untuk selalu bergerak aktif setiap hari. Anda bisa mengajaknya bermain mobil-mobilan (yang bisa menstimulasinya untuk merangkak) atau bahkan belajar berenang bersama Anda.
Obat-obatan
Penggunaan obat golongan steroid dapat menimbulkan efek gemuk pada Si Kecil. Apabila anak mengonsumsi obat-obatan tersebut, berkonsultasilah dengan dokter spesialis anak mengenai nutrisi anak.
Sosial-Ekonomi
Perubahan pengetahuan, gaya hidup, pola makan, serta faktor pendapatan mampu mempengaruhi pemilihan jenis makanan dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Peran Anda sebagai orangtua sangatlah besar dalam menentukan jenis makanan yang akan dikonsumsi Si Kecil.
Untuk mencegah kegemukan pada Si Kecil, Anda dapat menerapkan beberapa cara ini sejak dini:
ASI Eksklusif
Berikanlah buah hati Anda ASI Eksklusif hingga ia berusia 6 bulan. Tidak hanya melindungi semasa anak-anak, ASI juga memiliki manfaat hingga jangka panjang. Anak yang mendapatkan ASI diteliti memiliki risiko lebih rendah terkena diabetes, kolesterol tinggi, hipertensi, dan penyakit radang usus ketika dewasa.
Menghargai Selera Makan Anak
Jangan memaksa anak untuk menghabiskan setiap porsi makanan. Seperti orang dewasa, anak juga tahu kapan ia masih lapar atau sudah merasa kenyang.
Membatasi Makanan Berkalori Tinggi
Hindarilah memberikan garam dan makanan yang manis kepada anak karena sistem pencernaannya masih teramat rapuh. Sajikan pula menu sehat dengan komposisi lemak lebih rendah dari 30% kalori total.
Memberikan Serat
Serat sangat baik untuk pencernaan anak. Kandungan serat yang tinggi bisa diperoleh dari buah (apel, pir, pisang) dan sayur-sayuran (brokoli, kubis, bayam, wortel).
Mendorongnya untuk Aktif Bermain
Anda bisa menstimulasinya untuk bergerak aktif dengan melakukan permainan, misalnya bermain bola kecil, mobil-mobilan, atau belajar berenang. Selain itu, permainan bagus untuk melatih perkembangan motoriknya.
Bagaimanakah jika Si Kecil sudah terlanjur gemuk atau bahkan obesitas?
Berkonsultasilah kepada dokter spesialis anak Anda untuk membahas rencana terapi yang akan diberikan pada Si Kecil. Ada beberapa komponen keberhasilan penurunan berat badan, seperti menetapkan target penurunan berat badan (pengaturan diet, peningkatan aktivitas fisik, modifikasi perilaku atau mengubah pola hidup) serta perlunya keterlibatan keluarga.