Apa yang Harus Dilakukan Jika Si Kecil Terlambat Bicara?
BONTANG - Keterlambatan bicara merupakan keterlambatan yang paling sering ditemui saat usia perkembangan. Setidaknya 1 dari 5 anak akan mengalami keterlambatan bicara dibanding yang lainnya. Tidak jarang kita menemui anak usia 3 tahun yang belum bisa bicara dan berkomunikasi dengan orang lain. Apakah hal ini merupakan hal yang normal?
Beberapa anak akan mengalami masalah dalam perilaku sosialnya karena kesulitan menyampaikan apa yang mereka butuhkan atau inginkan. Berbicara dan pengenalan bahasa pada anak merupakan proses yang dinamis. Pembentukan bahasa memilki beberapa aspek yang harus dimiliki antara lain mengerti, memproses, baru setelah itu memproduksi suatu komunikasi.
Proses produksi suatu komunikasi juga merupakan proses yang rumit, dimulai dari perintah otak terhadap organ yang membentuk artikulasi (rongga mulut, gigi geligi, lidah, dan sebagainya) sampai dengan tahap pengiriman udara dari paru-paru untuk membentuk suara.
Keterlambatan bicara pada anak terkadang merupakan masalah yang sementara dan akan membaik dengan bantuan stimulasi yang adekuat dari keluarganya. Tahapan pengenalan bahasa dan berbicara pada anak adalah proses penting dalam pencapaian tumbuh kembang anak. Kesulitan anak dalam berkomunikasi bisa meliputi beberapa kelainan antara lain:
- Gangguan artikulasi atau pengucapan seperti gagap.
- Kualitas suara yang tidak normal sehingga menyulitkan berbicara (anak dengan bibir sumbing).
- Kesulitan berbicara dengan susunan kalimat yang tidak benar.
- Terdapat kelainan yang mendasari seperti retardasi mental, lumpuh otak, dan kelainan fungsi pendengaran.
- Terdapat dua bahasa yang dipergunakan sekaligus.
- Autisme.
Sebelum menentukan apakah anak mengalami keterlambatan bicara atau tidak, kita harus mengetahui tahapan bicara yang normal dilalui seorang anak.
Usia 1-6 bulan: Merespon suara orang lain dengan bergumam atau bunyi-bunyian yang dikeluarkan oleh bayi.
Usia 6-9 bulan: Mengoceh, yaitu yang biasa kita sebut dengan bahasa bayi.
Usia 10-11 bulan: Mengikuti suara orang lain, bicara “mama” atau “papa” tanpa tujuan.
Usia 12 bulan: Bicara “mama” atau “papa bertujuan (mama untuk mama si anak), mengikuti 2-3 kata.
Usia 13-15 bulan: Bicara 4-7 kata, isi pembicaraan anak kebanyakan belum dapat dimengerti.
Usia 16-18 bulan: Bicara 10 kata, mengulang kata yang diucapkan orang lain.
Usia 19-21 bulan: Bicara 20 kata, bicara anak mulai dapat dimengerti oleh orang lain.
Usia 22-24 bulan: Bicara lebih dari 50 kata, dapat membuat kalimat dengan 2 buah kata, sebagian besar kalimat bisa dimengerti orang lain.
Usia 2-2.5 tahun: Bicara lebih dari 400 kata, termasuk nama, dapat membuat kalimat dengan 2-3 kata, isi pembicaraan semakin mudah dimengerti.
Usia 2.5-3 tahun: Mengetahui usia dan jenis kelamin, dapat menghitung sampai dengan 3, menggunakan 3-5 kata dalam satu kalimat, isi pembicaraan mudah dimengerti.
Usia 3-4 tahun: Menggunakan 3-6 huruf per kalimat, membentuk kalimat tanya, dapat membuat cerita.
Usia 4-5 tahun: Menggunakan 6-8 huruf per kalimat, dapat mengenali warna, dapat menghitung hingga angka 10.
Sangatlah penting untuk menstimulasi anak bicara dengan orang dewasa di sekitarnya, dengan tidak hanya dengan untaian kalimat namun juga melalui bahasa tubuh. Pada beberapa kasus, anak bahkan membutuhkan bantuan stimulasi melalui terapis profesional.
Setelah mengetahui tahapan tumbuh kembang dalam bicara dan pengenalan bahasa, ketika anak belum dapat mencapai kemahiran berbicara sesuai tahapan tumbuh kembangnya, kapan orangtua harus mulai mencari bantuan?
- Apabila anak tidak babbling pada usia 12-15 bulan.
- Apabila anak tidak merespon perintah sederhana pada usia 18 bulan.
- Apabila anak tidak bicara pada usia 2 tahun.
- Apabila anak belum bisa membuat kalimat pada usia 3 tahun.
- Apabila anak belum bisa menyampaikan cerita pada usia 4-5 tahun.
Apabila memang anak memenuhi kriteria untuk mencari bantuan, jangan tunda, segeralah berkonsultasi dengan ahlinya atau dokter spesialis anak tumbuh kembang. Semakin cepat diatasi maka perkembangan anak diharapkan akan lebih baik. Apa yang bisa diusahakan untuk memperbaiki kondisi ini di rumah?
- Dengarkan lagu-lagu untuk anak.
- Apabila anak menunjuk sesuatu, tanyakan kepadanya. Misalnya, ketika anak menunjuk biskuit tanyakan kepadanya, “Apakah kamu mau biskuit?” Sebelum memberi Anda bisa menanyakan ulang, “Apakah ini?” Biskuit?” Hal ini dilakukan untuk mendorong anak mengulangi kata-kata.
- Ajari anak mengenal segala benda yang berada di sekitarnya.
- Batasi menonton televisi 1-2 jam sehari.
- Usahakan untuk selalu mendampingi anak ketika menonton televisi, bicarakan mengenai acara yang sedang ditonton.
- Bercengkerama ketika saat makan bersama.
- Bacakan cerita secara interaktif. Misalnya, tanyakan kepada anak mengenai cerita yang dibacakan atau minta anak untuk menunjuk, menyuarakan, atau menyentuh gambar yang ada di dalam cerita.